Konstruksi Koil Pengapian dan Fungsinya Dalam Sistem Pengapian Konvensional

9:33 PM

Koil pengapian

Dalam sebuah motor otomotif diperlukan penyalaan atau pembakaran di ruang bakar dengan tujuan penopang jalannya mesin yang disitu membakar bahan bakar dan udara untuk melakukan proses kerja mesin. Untuk melangsungkan pembakaran tentu saja dibutuhkan api atau suhu panas.

Hal ini tentunya diperlukan bagai mana pembakaran pada motor itu dapat terjadi dan dalam kondisi motor dapat digunakan untuk transportasi maupun aktivitas. Tentu saja dalam bagian ini diperlukan koil pengapian yang nantinya bisa melangsungkan pembakaran di dalam motor melalui kinerja benda ini dan kemudian diteruskan ke busi pengapian dengan melalui kabel tegangan tinggi.


Koil sangat berperan bahkan penting di dalam sistem pengapian ini,  dan disini kita akan membahas tentang koil dan komponen serta perawatannya.

A. Koil/ ignition coil 

Ignition coil atau koil pengapian pada mobil berfungsi untuk menaikan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi untuk melakukan proses pembakaran, dari 12V menjadi 10KV atau lebih yang nantinya dapat menghasilkan loncatan bunga api pada busi. Di dalam ignition coil terdapat kumparan primer dan sekunder yang digulung pada inti besi. Kumparan ini yang nantinya merubah tegangan dari batrai dengan cara induksi elektromagnet /induksi.


konstruksi koil pengapian
konstruksi koil

B. Konstruksi koil

1. Sealing nippe
Berfungsi sebagai pencegah air dan kotoran masuk ke kontak tegangan tinggi.
2. High tension terminal
Sebagai tempat output tegangan tinggi dari kumparan sekunder ke kabel tegangan tinggi.
3. Oil cup
Pelindung minyak supaya tidak masuk ke dalam koil pengapian.
4. Primary terminal
Sebagai tempat pengaliran tegangan sumber (sumber arus).
5. Secondary winding
Untuk menghasilkan tegangan induksi.
6. Primary winding
Menghasilkan inti kemagnetan yang nantinya digunakan kumparan sekunder untuk menghasilkan tegangan induksi ketika kontak point terbuka.
7. Iron care
Penyekat yang terbuat dari besi supaya tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder tidak bocor.
8. Lamination
Bahan terbuat dari plastik untuk mencegah masuknya oli atau air ke dalam coil/ kumparan.
9. Porselain insulator
Sebagai pelindung inti coil dan rangka pada coil serta mencegah kebocoran tegangan tinggi di coil.
B. Pemeriksaan primer coil
(Tanpa internal resistor)
1. Menggunakan ohm meter pada skala 1 ohm.
2. Set 0 (nol) jarum ohm meter.
3. Sambungkan kabel positif ohm meter dengan terminal positif coil.
4. Sambung kabel (-) phm meter dengan terminal (-) coil.
5. Baca hasil pengukurannya (standart: 1,3-1,6 ohm).
C. Memeriksa kumparan sekunder coil
1. Gunakan ohm meter pada skala "K ohm"
2. Set nol jarum penunjuk ohm meter.
3. Sambung kabel (+) dengan terminal (+) koil.
4. Sambing kabel (-) dengan terminal (-) koil.
5. Baca hasil pengukuran (standart: 10,7-14,5 K.ohm).
C. Memeriksa resistor coil (external)
1. Gunakan ohm meter pada skala 1 ohm.
2. Set nol jarum ohm meter.
3. Sambung terminal (+) dan (-) ohm meter dengan kedua terminal resistor.
4. Baca hasil pengukurannya (standart: 1,1-1,3 ohm).
D. Memeriksa kebocoran coil
1. Gunakan ohm meter skala 1 ohm.
2. Set nol jarum ohm meter.
3. Sambung kabel (+) ohm meter dengan terminal (+) coil.
4. Sambung kabel (-) ohm meter dengan body coil.
5. Baca hasil pengukuran (tak terhingga/ jarum tidak bergerak berarti kondisi coil baik).


artikel terkait: sistem pengisian pada motor otomotif

Share this

Seorang blogger yang ganteng, baik hati dan tidak sombong. Menjadi penulis di website bisaotomotif.com portal berita informasi otomotif mobil dan motor terbaru dan terlengkap. Kerja terus pantang mundur.

Related Posts

Previous
Next Post »