jika mesin mogok jangan langsung menuju ke busi, komponen vital lain dalam system pengapian banyak dan mungkin juga dapat menjadi penyebab mogoknya kendaraan, mengingat fungsi busi hanya mengeluarkan percikan api dan memindahkan panas keluar dari ruang pembakaran.
 | |
| Gambar penampang busi |
Selain itu busi berperan juga sebagai jendela dan memberi petunjuk tentang kondisi mesin. Ibarat thermometer dipakai dokter, mekanik dapat mendiagnosis gejala dan kondisi mesin. Untuk mengetahui kondisi mesin kendaraan dan memastikan takaran campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar sudah pas atau belum.
Jika mekanik handal akan dapat mengetahu kondisi mesin dari busi, yaitu warna busi setelah mesin selesai bekerja apakah warna menjadi gelap, basah, atau warna busi menjadi merah bata. Hal tersebut dapat untuk mengetahui proses kerja mesin sudah tepat atau belum, jika belum nantinya akan dai service atau lakukan penyetelan ulang.
Terkadang busi sering dijadikan komponen yang menyebabkan mesin tidak mau menyala dan dibuang sebelum jangka waktu pakainya berakhir. Padahal usia busi untuk kendaraan roda dua rata-rata kurang lebih 5.000 km, dan untuk roda empat rata-rata kurang lebih 10.000 - 15.000 km jarak tempuh pemakaian.
Hal yang harus diketahui pada fungsi busi yang dapat mempengaruhi kinerja mesin motor. Misalnya menyangkut suhu busi dalam kendaraan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi suhu busi diantaranya yaitu :
 | |
| Macam-macam kondisi busi setelah digunakan |
1. Perbandingan udara dengan bensin
Suhu di puncak pengapian paling ideal jika perbandingan udara dan bensin antara 14.7 : 1. Hal ini juga akan menghasilkan tenaga mesin secara maksimal. Suhu tersebut akan menurun apabila udara/bensin diubah menjadi lebih kurus atau lebih gemuk campurannya dalam penyetelan karburator.
2. Perbandingan kompresi
Menaikkan perbandingan kompresi berisiko menaikkan suhu dan tekanan gas pembakaran. Sebagai akibatnya, suhu puncak pengapian naik, dan sebaliknya toleransi pengapian dini malah menurun kinerja mesin secara perlahan-lahan.
3. Setelan timing pengapian
Memajukan waktu pengapian berakibat meningkatnya suhu puncak pengapian, karena waktu kompresi gas pembakaran diperpanjang. Sementara toleransi suhu pengapian dini naik secara perlahan-lahan karena tekanan dan suhu bahan bakar lebih rendah sebelum pembakaran terjadi.
4. Bahan bakar
Pada kecepatan dan beban normal, suhu pucuk pengapian dan dinding ruang pembakaran sedikit lebih tinggi dengan bahan bakar LPG dari pada bensin. Ini disebabkan LPG tidak membutuhkan panas untuk menguap, maka proses pendinginan pun lebih lamban disbanding dengan bahan bakar minyak.
5. Kecepatan dan beban mesin
Suhu pucuk pengapian meningkat secara proporsional dengan meningkatnya kecepatan dan penambahan beban. Karena pada saat mesin digunakan di medan berat atau digunakan untuk muatan yang berlebih pemakaian bahan bakar dan tenaga mesin otomatis bertambah, dan
6. Pengencangan momen busi
Kurang mengencangkan busi atau gasketnya ketinggalan saat pemasangan busi berakibat naiknya suhu busi dengan cepat, karena penyaluran panas dari mesin tidak efisien. Jika sistem pendinginan air macet, suhu mesin dan busi naik lebih cepat. Jika mesin sampai mengalami panas yang berlebihan mesin biasanya akan over heating dan dapat menyebabkan piston mengembang dan menjadi mengancing di dalam silinder.
baca: konstruksi koil pengapian dan fungsinya dalam pengapian konvensional
EmoticonEmoticon